
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, kesiapan kerja atau employability menjadi aspek yang krusial bagi para lulusan perguruan tinggi maupun Sekolah Menengah Kejuruan. Meskipun memiliki keterampilan teknis yang baik, banyak lulusan yang masih kurang dalam hal soft skills, yang ternyata menjadi faktor penentu keberhasilan di dunia kerja.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh salah satu dosen perguruan tinggi Muhammdiyah Yogyakarta mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa lulusan perguruan tinggi dan SMK sering kali menghadapi kendala dalam beradaptasi di dunia kerja, bukan karena kurangnya keterampilan teknis, melainkan karena minimnya kemampuan soft skills seperti kedisiplinan, daya juang, dan kemampuan berkomunikasi?.
Dampak Pandemi dan Kekurangan Soft Skills
Pandemi COVID-19 menjadi salah satu hal yang memperburuk situasi ini. Dalam wawancara dengan beberapa guru dari sekolah menengah kejuruan, mereka mengungkapkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan praktis selama pembelajaran jarak jauh. Pendidikan di SMK yang seharusnya mengedepankan 70% praktek tidak bisa dijalankan secara maksimal. Akibatnya, keterampilan teknis dan soft skills siswa menjadi lemah?.
Selanjutnya, "Saat pandemi, pembelajaran daring tidak bisa mengembangkan soft skills seperti yang dibutuhkan di industri. Anak-anak mengalami banyak kehilangan, terutama dalam hal keterampilan praktis dan mental menghadapi tekanan kerja." Kondisi ini membuat banyak lulusan tidak siap saat harus bersaing di pasar kerja yang penuh tantangan?.
Kebutuhan Industri yang Berubah
Hasil wawancara dengan pengguna lulusan dari perusahaan otomotif besar menyatakan, "Kami tidak mencari lulusan yang pintar secara teknis saja, tetapi kami mencari mereka yang disiplin, jujur, mampu bekerja dalam tim, dan memiliki daya juang yang tinggi."
Pernyataan ini sejalan dengan tren global, di mana soft skills seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan kolaborasi dianggap sebagai keterampilan paling penting untuk memasuki dunia kerja. Studi dari Harvard University juga menunjukkan bahwa 80% keberhasilan seseorang di dunia kerja ditentukan oleh soft skills, sementara hanya 20% dipengaruhi oleh hard skills?.
Langkah-langkah yang Diambil
Beberapa sekolah telah berusaha untuk memperbaiki situasi ini dengan memperkenalkan program pelatihan soft skills. Salah satunya adalah program budaya industri yang dilaksanakan di beberapa SMK, di mana siswa diberikan pelatihan tentang etos kerja, kedisiplinan, dan cara beradaptasi dengan lingkungan kerja. Meskipun begitu, tantangan terbesar adalah membangun mental dan daya juang siswa, terutama dalam menghadapi tekanan yang sering terjadi di dunia kerja.
Namun, beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa langkah ini masih belum cukup. Peneliti dari World Economic Forum menyarankan bahwa pendidikan harus lebih fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas, adaptabilitas, dan kemampuan bekerja dalam situasi yang kompleks dan berubah-ubah.
Penulis : Reza Tamafaya Aprilia
Ilustrator : Reza Tamafaya Aprilia
Sumber :
Glints for Employers“10 Hard Skill dan Soft Skill yang Paling Dibutuhkan 5 Tahun Kedepan” – 10 Hard Skill dan Soft Skill yang Paling Dibutuhkan 5 Tahun Kedepan | Glints for Employers
Harvard Business Review, "The Hard Truth About Soft Skills" – https://hbr.org/2017/07/the-hard-truth-about-soft-skills
World Economic Forum, "The Future of Jobs Report" – https://www.weforum.org/reports/the-future-of-jobs-report-2020